Pengalaman Pertamakali Menjadi Seorang Santri

Setiap manusia pasti mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan menyedihkan, maka dari itu saya Berbagi pengalaman menjadi seorang santri, perkenalkan Nama saya Muhammad Mufid Al Jihan. Biasa di panggil Mufid.

Masuk Pesantren Darul Falah

Setelah  lulus MI, saya melanjutkan ke pondok pesantren Darul Falah. Peralatan yang harus saya bawa ke pondok pesantren setelah di terima seperti :

  • Matras
  • Bantal
  • Gelas dan piring
  • Buku tulis
  • Kaos
  • Celana
  • Uang titipan
  • peci
  • sarung
  • Baju muslim
  • Selimut
  • AL Qur’an
  • jaket
  • Sandal dan Sepatu
  • Ember
  • Sajadah
  • Pasta gigi

Daftar barang di atas boleh di bawa ke pendok Pesantren dan barang yang tidak di perbolehkan di bawa ke Pondok seperti:

  • Elektronik
  • Henphone
  • Camera
  • Laptop
  • Radio
  • Celana Jeans
  • Celana Pensil
  • Kaos Bergambar
  • Novel
  • Buku yang tidak bermanfaat
  • Uang

Makanan dan Minuman yang boleh di bawa ke pondok pesantren seperti;

  • Roti
  • lauk
  • Susu
  • Madu
  • Snack
  • Air putih
  • Obat herbal
  • Kopi

Setelah mempersiapkan barang yang akan di bawa ke pondok, saya meluruskan niat belajar,siap menjadi santri yang bertaqwa kepada Allah SWT, mentaati peraturan pondok dan Mentaati ustadz ustadzah. Kemudian hari, saya di antarkan oleh orang tuaku ke pondok pesantren.

Hidup di Pondok

 

Setalah sampai, saya dan Orang tua membawa barang yang akan di bawa ke dalam kamar untuk di cek barangnya dan Makanan yang saya bawa, lalu saya dan orang tua mendengarkan nasehat serta peraturan pondok di Darul Falah bersama santri dan Para asatidz-asatidzah.

Perpisahan antara orang tua

Sebelum orang tua berpisah denganku beliau berpesan untuk belajar sungguh sungguh, tidak mengecewakan orang tua, tidak melanggar peraturan pondok, jaga kesehatan dan jangan lupa mendoakan orang tua. Pesan beliau sangat menyentuh di dalam hati. Mulut ku sambil tersenyum, walaupun rasanya pedih saat mau di tinggal pulang,.

Hari Pertama di Pondok

 

Hari pertama saya, setelah di tinggalkan oleh orang tua biasa biasa saja dan Hari kedua, mulai ada rasa kurang nyaman  belum dapat teman. Dan hari ke tiga saya mulai merasakan betapa jauhnya  dari orang tua, kakak, adik, dan Keluarga besar.

Disitulah aku mulai merasakan kesedihan yang tak bisa ku tahan sampai menangis. Dulu waktu saya di sekolah MI banyak salah mulai dari jarang membantu, tidak tau waktu, kurang taat kepada ke dua orang tua.

Kemudian saya berfikir, dan menyadari itu semua, kenapa dulu jarang membantu kepada kedua orang tua, padahal itu perbuatan yang kurang, lalu saya merasakan sangat kecewa telah melakukan beliau kurang baik, dan Saya berdoa kepada Allah dan bertaubat minta ampun agar kesalahanku yang tidak ku sadari selama saya berbuat salah di hapuskan.

Jika kalian merasakan awal mondok di pesantren pasti kalian kurang lebih akan merasakan seperti halnya saya, merasakan kesedihan tak dapat di hilangkan begitu saja. Mengingat waktu awal mondok memang sebuah momen yang insyaallah tak terlupakan oleh kita semua.

 Berjalan bersama berteman

 

Satu minggu Kemudian, saya mempuyai teman dan kakak kelas yang selalu menasihatiku, dan membuatku krasan mondok,walaupun belum banyak teman, saya tetap bersyukur kepada Allah SWT telah memberikan teman baik, menjagaku dan perhatian kepadaku. Semoga Allah juga salalu menjaga engkau wahai sobat.

Bersama teman kita bisa canda tawa, saling menghibur, saling mengingatkan dan menyenangkan, hidup menjadi tenang tambah krasan. Dan tidak lupa beribadah kepada Allah, belajar semakin giat, semangat dan sungguh-sungguh.

Jadi hidup di pondok sangat menyenangkan dan pengalaman itu tidak akan pernah kita lupakan selama hidup kita. Ada teman yang baik dan buruk tinggal kita yang milih. Awalnya menyedihkan lalu berubah menyenangkan, seneng banget rasanya di dalam hati, walaupun jauh dari orang tua tetap semangat dan meyenangkan.

Ayo segera mondok

Ni, bagi teman teman yang belum masuk pondok pesantren segera masuk buruan. Supaya meyadar dam merasakan awal kali mondok pesantren yang jauh dari orang tua dan keluarga. Akan merasakan betapa senangya dan susahnya pertama kali mondok pesantren hidup menjadi mandiri.

Waktu sakit di pondok

Waktu sakit di pesantren, rasanya sangat menyakitkan dan menyedihkan tak ada yang selalu menemani, mendampingi dalam rasa sakit. Sakit di pondok memang ujian yang besar, karena jauh dari orang tua, keluarga dan apalagi teman yang tak perhatian kepada kita, rasanya tu semakin pahit.

Selama mondok pesantren kita harus siap menghadapi kesenangan dan kesedihan yang kita alami. Karena mondok pesantren hanya sekali se umur hidup, dan harus sabar yang kita alami selama mondok dan menerima apa adanya  dan harus iklas, Kita niatkan mencari ridhonya Allah dan berjihad di jalan Allah.

Mungkin ini saja tentang sedikit cerita dan pengalaman saya selama mondok. Semoga bisa di ambil kebaikan dan bermanfaat bagi kita semua Aamiin. dan semoga Allah memberikan kemudahan belajar selama kita mondok temen-temen.

 Pengalamanku menjadi santri

Pengalamanya banyak dan akhirya membuat diriku bahagia. jadi, itu semua pengalamanku teman-teman, siapa ni’ yang mau minat ke pondok pesantren semoga mondoknya krasan, menjadi anak sholeh-sholehah dan bermanfaat bagi keluarga dan orang lain Aamiin.

Yah, mungkin itulah yang dapat saya sampaikan mengenai pengalaman pertamakali mondok di pesantren. Gimana? Taruh pendapat kalian di kolom komentar ya. Mungkin cukup sampai di sini, sampai jumpa dan termakasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini.

Satu pemikiran pada “Pengalaman Pertamakali Menjadi Seorang Santri”

Tinggalkan komentar